Karya kriya Batik : Batik Semarang Etnic N Natural Dying

Berita Bahagia datang dari Tim Karya Kriya yang mendapatkan penghargaan sebagai Best Paper berjudul Creative Techniques of Contemorary Batik Motifs Based on History dan mengusung Tema (“Batik Wali Motif” With 10 Philosophy Of “Sunan Kalijogo”). International Conference of Organizational Innovation yang di selenggarakan pada tanggal 20-22 Juli 2019 bertempat di Univerity of Ulsan, South Korea.

Motif Batik Wali merupakan penggambaran 10 filosofi jawa mengenai sifat, ajaran serta pesan baik yang di ajarkan oleh Sunan Kalijogo, Sunan Kalijogo adalah salah seorang tokoh Walisongo yang lahir pada tahun 1450 Masehi di Tuban dan beliau juga merupakan tokoh kekhalifahan Kesultanan Demak. Selain sebagai pendakwah beliau juga seorang seniman yang mengajarkan makna kehidupan.

Dari semua sifat positif dari Sunan Kalijogo, Batik Karya Kriya terinspirasi untuk menggambarkan 10 filosofi beliau dalam bentuk motif batik:

  1. Motif Rimpang Asmaranala yang maksudnya Urip Iku Urup . Makna/filosofinya “Hidup itu Nyala, Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain disekitar kita, semakin besar manfaat yang bisa kita berikan tentu akan lebih baik”.
  2. Motif Padi dan Kapas (simbol pangan dan sandang) yang maksudnya Memayu Hayuning Bawono, Ambrasto dur Hangkoro Makna/filosofinya “Manusia hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan; serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak”.
  3. Motif Wahyuning Sumulur yang maksudnya tanaman suruh merupaan tanaman yang bermanfaat Suro Diro Joyo Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti Makna/filosofinya “Segala sifat keras hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dgn sikap bijak, lembut hati dan sabar”.
  4. Motif Suket Utomo Ngluruk Tanpo Bolo, Menang Tanpo Ngasorake, Sekti Tanpo Aji-Aji, Sugih Tanpa Bondho Makna/filosofinya “Berjuang tanpa perlu membawa massa; Menang tanpa merendahkan atau mempermalukan; Berwibawa tanpa mengandalkan kekuatan; Kaya tanpa didasari kebendaan”.
  5. Motif Esuk Sore yang maksudnya Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan Makna/filosofinya “Jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri; Jangan sedih manakala kehilangan sesuatu”.
  6. Motif Putri Malu yang maksudnya Ojo Gumunan, Ojo Getunan, ojo Kagetan, ojo Aleman Makna/filosofi “Jangan mudah terheran-heran; Jangan mudah menyesal; Jangan mudah terkejut-kejut; Jangan mudah kolokan atau manja”.
  7. Motif Puspowarno yang maksudnya Ojo Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan lan Kemareman Makna/filosofi “Janganlah terobsesi atau terkungkung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan dan kepuasan duniawi”.
  8. Motif Klaras Godong Gedang yang maksudnya Daun pisang bermanfaat pada saat hijau tetapi kalau sudah kering tidak berguna seperti Ojo Kuminter Mundak Keblinger, ojo Cidra Mundak Cilaka Makna/filosofinya “Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah; Jangan suka berbuat curang agar tidak celaka”.
  9. Motif Anggrek Pandanaran yang maksudnya Ojo Milik Barang Kang Melok, Aja Mangro Mundak Kendo Makna/filosofinya “Jangan tergiur oleh hal-hal yang tampak mewah, cantik, indah; Jangan berfikir mendua agar tidak kendor niat dan kendor semangat”.
  10. Motif Ringin Sekti yang maksudnya Ojo Adigang, Adigung, Adiguno Mkana/filosofinya “Jangan sok kuasa, sok besar, sok sakti”.
Untuk lebih lenkap tentang Motif Batik Wali, Silahkan Klik Disini>>